Manuskrip Voynich Yang Misterius




Sebuah manuskrip dibeli oleh seorang penjual buku pada tahun 1912. Awalnya ia mengira manuskrip tersebut hanyalah sebuah buku biasa yang dipenuhi dengan gambar-gambar aneh. Namun betapa kagetnya ia setelah mengetahui bahwa tulisan dalam buku tersebut menggunakan aksara yang sama sekali tidak dikenali. Bahkan sampai saat ini tidak ada yang berhasil memecahkan arti dari tulisan di dalamnya. Manuskrip ini dikenal dengan nama Voynich Manuskrip.


Sejarah Penemuan Voynich Manuskrip

Sekitar tahun 1912, Collegio Romano yang saat itu mengalami kesulitan finansial, memutuskan untuk menjual beberapa barang. Saat itu, seorang penjual buku dan barang-barang kuno bernama Wilfrid Voynich membeli 30 buah manuskrip. Salah satu dari manuskrip-manuskrip itu adalah Manuskrip Voynich (yang diambil dari nama Wilfrid Voynich).

Wilfrid Voynich (1865-1930)

Sebelum dijual oleh Collegio Romano dan jatuh ke tangan Wilfrid Voynich, sebenarrnya sejarah kepemilikan dari manuskrip ini cukup panjang. Pemilik pertama dari manuskrip ini diketahui adalah seorang ahli kimia asal Praha bernama Georg Baresch sekitar abad ke 17. Baresch menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengartikan kata-kata di dalam manuskrip tersebut. 

Sementara itu, saat itu seorang jesuit dari Collegio Romano bernama Athanasius Kircher menerbitkan sebuah kamus mesir kuno. Mengetahui hal ini, Baresch kemudian mengirimkan sampel manuskrip tersebut pada Kircher. Kircher yang segera tertarik pada manuskrip aneh tersebut kemudian menjadi tertarik untuk membelinya dari Baresch. Namun Baresch menolaknya.

Tak lama setelah Baresch meninggal dunia, manuskrip tersebut jatuh ke tangan sahabat Baresch yaitu Jan Marek Marci seorang rektor di Charles University di Praha. Marci kemudian menyerahkan manuskrip tersebut pada sahabat lamanya yang tak lain adalah Kircher.

Saat dikirimkan oleh Marci, diketahui bahwa pada bagian cover manuskrip tersebut terdapat sebuah tulisan berbahasa Latin yang menyatakan bahwa manuskrip tersebut dimiliki oleh Kaisar Rudolph II pada sekitar abad 16. Kaisar Rudolph membeli manuskrip tersebut seharga 600 dukat emas atau setara dengan 2 kg emas. Manuskrip tersebut kemudian jatuh ke tangan Jacobus Horcicky de Tepenecz, seorang kepala botanical garden di Praha.

Manuskrip Voynich saat ini berada di Yale University sejak tahun 1969 setelah didonasikan oleh Hans P. Kraus.


Karakteristik Manuskrip Voynich

Manuskrip Voynich

Manuskrip Voynich memiliki ukuran 23,5cm x 16,2cm x 5cm berisikan 240 halaman dengan aksara yang tidak dapat diartikan. Manuskrip ini juga memuat gambar-gambar di dalamnya astronomi, tanaman, herbal, bahkan beberapa wanita telanjang. Berikut ini penjabaran halamannya:

Sebanyak 112 lembar manuskrip berisikan gambaran herbal, 21 lembar berisi ilmu perbintangan (astronomi), 20 lembar berisi kehidupan biologi, 13 lembar membahas kosmologi, 34 lembar farmasi, 22 lembar resep. Sementara itu 5 lembar manuskrip hanya berisikan teks dan sekitar 28 lembar manuskrip hilang (tafsiran dari setiap halaman manuskrip ini dibuat berdasarkan gambar yang menyertainya).

Manuskrip Voynich berisi ilustrasi astronomi

Manuskrip Voynich berisi ilustrasi tanaman

Manuskrip Voynich dengan ilustrasi wanita telanjang


Mengungkap Isi dan Makna Manuskrip Voynich 

Manuskrip Voynich selam bertahun-tahun telah menarik minat para ahli pemecah kode, kriptologis, bahkan orang awam dari seluruh belahan dunia untuk mencoba mengartikan kata-kata misterius di dalamnya. 

Huruf-Huruf yang terdapat di dalam manuskrip Voynich

Beberapa penelitian telah dilakukan guna mengungkap asal muasal manuskrip Voynich. Seorang peneliti dari Universitas Arizona, Greg Hodgins menyatakan bahwa manuskrip ini dibuat sekitar awal tahun 1400an masehi. Diketahui pula bahwa manuskrip ini dibuat dari bahan vellum, yaitu sejenis kulit hewan yang telah diawetkan.

Sementara itu seorang profesor dari Universitas Pennsylvania, William Newbold menyatakan bahwa manuskrip Voynich diperkirakan dibuat oleh Roger Bacon pada sekitar abad ke 13. 

Teori lain datang dari sebuah penelitian tahun 1987 dari seorang ahli fisika bernama Leo Levitov. Menurut hasil penelitiannya, manuskrip ini berasal dari sebuah sekte sesat, yaitu Cathar di Perancis yang berkembang pada abad pertengahan.  

Sementara itu, tidak sedikit pula yang percaya bahwa manuskrip Voynich hanyalah hoax dan karangan semata. Seperti diketahui bahwa pada masa awalnya, manuskrip ini dibeli oleh Kaisar Rudolph II seharga 600 dukat emas. Harga yang sangat fantastis untuk sebuah manuskrip. 


Hingga saat ini manuskrip Voynich terus saja menantang para ahli pemecah kode hingga amatiran untuk memecahkan aksara-aksara aneh di dalam manuskrip tersebut. Apalagi di era digital seperti saat ini di mana seseorang bisa melihat dengan jelas isi dari manuskrip Voynich tersebut lewat internet. Makin banyak saja yang mencoba untuk memecahkan apa sebenarnya isi dari salah satu manuskrip paling misterius di dunia ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kisah Mengerikan Di Balik Dongeng Anak-Anak Terkenal

Misteri Kaki-Kaki Manusia di Laut Salish

Teka-Teki Cicada 3301