Frog Boys Case
Musim semi yang indah mulai memasuki wilayah Korea. Lima orang anak asal Daegu berencana mencari kodok tak jauh dari rumah mereka di sekitar pegunungan Waryong. Maka dimulailah petualangan kelima orang sahabat tersebut. Namun siapa yang menyangka bahwa hari itu adalah hari terakhir mereka terlihat sebelum akhirnya menghilang dan baru ditemukan 11 tahun kemudian...
Hari itu tanggal 26 Maret 1991, televisi-televisi Korea Selatan disemarakkan dengan berita tentang pemilihan umum yang sedang digelar di negara tersebut. Hari itu, sekolah-sekolah meliburkan murid-murid mereka. Begitu pula dengan sebuah sekolah di kawasan Daegu.
Di sekolah tersebut, terdapat lima orang anak yaitu Woo Cheol-won (13), Cho Ho-yeon (12), Kim Yeong-gyu (11), Park Chang-in (10), dan Kim Jong-sik (9) yang saling bersahabat. Mereka berencana untuk menghabiskan hari libur tersebut dengan mencari kodok yang berada tak jauh dari rumah mereka. Mereka bersepakat untuk berangkat ke gunung Waryong yang berada di belakang gedung SMA Song-san.
Mereka pun berangkat dengan riang gembira. Orang tua mereka melepaskan anak-anaknya tanpa firasat apa pun bahwa hari itu adalah hari terakhir mereka melihat anak-anak mereka masih dalam keadaan hidup.
Proses Pencarian Para Korban
Lima anak yang berpamitan pergi untuk mencari kodok tak juga pulang ke rumah membuat orang tua mereka begitu panik dan khawatir. Segera saja dilakukan pencarian besar-besaran terhadap kelima bocah sekolah dasar tersebut. Pihak keluarga dibantu sekolah dan murid-murid mulai membagikan selebaran berisi foto-foto kelima anak tersebut di pinggir-pinggir jalan berharap ada seseorang yang pernah melihat anak-anak tersebut.
Selebaran berisi foto-foto lima korban dibagikan di jalan-jalan |
Bahkan sampai Presiden Korea Selatan saat itu Roh Tae-woo menjadikan kasus ini menjadi pencarian nasional melibatkan ratusan ribu aparat kepolisian serta dibantu oleh warga dan sukarelawan.
Mereka mulai menyisir sekitar gunung Waryong juga di sepanjang aliran sungai. Bahkan lokasi tempat mereka mencari kodok tersebut telah ditelusuri tak kurang dari 500 kali. Tak sampai di sana bahkan lokasi yang agak jauh dari lokasi hilangnya anak-anak juga turut ditelusuri. Namun pencarian besar-besaran tersebut tak menemukan titik terang sama sekali. Tak terdapat tanda-tanda keberadaan kelima anak tersebut.
Semakin hari semakin kecil harapan para orang tua untuk dapat menemukan anak-anak mereka dalam kondisi hidup. Di tengah keputusasaan tersebut timbullah berbagai macam asumsi dan teori yang berkembang di tengah masyarakat mengenai apa yang sebenarnya telah menimpa lima anak malang pada hari selasa 26 Maret 1991 tersebut.
Teori-teori tersebut antara lain yaitu anak-anak tersebut telah diculik oleh makhluk ekstraterestrial alias alien sehingga jasadnya bahkan tak pernah ditemukan. Ada lagi teori yang menyebutkan bahwa kelima anak tersebut telah diculik oleh pihak Korea Utara. Teori lainnya menyatakan bahwa ada seorang pedofil yang telah menghabisi kelima anak-anak malang tersebut.
Para Korban Ditemukan
Kerangka dan potongan pakaian kelima anak akhirnya ditemukan 11 tahun kemudian |
Hari kamis siang tanggal 26 September 2002, seorang pria pergi ke gunung Waryong. Seperti biasa ia mencari biji ek di sekitar pegunungan tersebut. Namun ketika sedang mencari biji-biji ek tersebut alangkah terkejutnya pria ini karena menemukan kerangka 5 manusia beserta dengan potongan-potongan baju di tanah. Ternyata kerangka-kerangka tersebut tak lain adalah kerangka lima anak yang mengilang pada 26 Maret 1991, lebih dari 11 tahun yang lalu.
Jasad kelima korban ditemukan berdekatan bahkan beberapa ditemukan saling berpelukan. Pada 3 jasad anak ditemukan trauma akibat benda tumpul. Beberapa bahkan ditemukan dalam kondisi patah tulang yang diduga diakibatkan oleh percobaan perlawanan. Yang memiriskan lagi adalah ada jasad seorang anak dengan tengkorak yang berlubang yang diduga kuat merupakan hasil dari tembakan.
Anehnya kelima jasad ini ditemukan di lokasi gunung yang memang tak begitu jauh dari rumah mereka. Anak-anak tersebut juga mengetahui dengan baik wilayah tersebut. Sebenarnya apa yang terjadi pada kelima anak-anak ini? Bahkan setelah kasus ini telah resmi dinyatakan kadaluarsa oleh pihak kepolisian pada tahun 2006 lalu, kasus ini sama sekali tidak menemukan titik terang dan masih menjadi misteri hingga saat ini.
Komentar
Posting Komentar